Saturday, March 01, 2008

Hari yang Lelah

Hari kemaren, awal sekali, hari pertama di bulan Maret ini, aku cukup senang di sela-sela lelah yang mengguyur tubuh seiring hujang yang mengguyur bumi. Jam 7 pagi sudah ku mulai roda-roda berputar menuju sunset road dan berlanjut ke lantai 3 sebuah pusat perbelanjaan. Menuju seorang pakar fotografi seni yang akan berkoar-koar dengan karyanya yang indah dan mempesona. Pagi itu memang dingin dan air mandi yang aku tuang pelan-pelan di badan ini membuat tubuh menjadi segar dan hari-hari seakan bersorak menyemangati diriku yang sempat terkejut dengan dada bapakku yang sempat tersentak.

Namun ku lanjutkan saja perjalanan pagi yang macet oleh truk-truk pengantar barang Jawa-Bali yang bergelinding lambat-lambat dan pasti menuju tujuan yang pasti. Jiwa-jiwa semakin berkobar tatkala satu kendaraan melaju dengan kencang dan aku berusahan mengejar dengan menekan gas lebih dalam sehingga mesin-mesin berputar lebih kencang. Bahan bakar mengucur lebih deras dan tuas-tuas gigi-gerigi berada dalam kondisi puncak, berdesing, melesat membelah embun pagi yang masih mengerubuti jalan-jalan aspal ini.

Akhirnya satu setengah jam kemudian aku sudah sampai dan suasana masih sepi, masih ada 1/2 jam lagi untuk memulai ocehan-ocehan yang tak kan membosankan nanti.

Lalu acara dimulai dengan promosi produk, kemudian penjelasan panjang lebar oleh sang ahli. Acara sedikit dilukai dengan hadirnya seorang pakar dan seorang dosen yang berkomentar miring bahkan sangat negatif dan juga kritis. Foto-foto jama sekarang sudah penuh dengan sentuhan digital dan sama sekali hilang nilai rasa fotografinya. Spontan peserta lain berkobar amarahnya dan menghujat sang 'penghina'. Dia keluar dengan tenang dengan muka ditutupi bau busuk dari mulutnya sendiri.

Acara ditutup dengan acara motret model dan print gratis. Lalu segera kuberanjak ke parkir, 5 detik kututup pintu mobil yang aku naiki, hujan deras mengucur seolah dituang dari langit, sangat deras, bahkan batang-batang penghapus air di kaca depan mobil sudah berputar dalam kecepatan maksimum. Perjalanan terus kulanjutkan ditemani suara hujan dan suara pendingin ruangan yang cukup keras. Suara-suara musik dari balik speaker-speaker murahan hanya sebagai penghias sore itu. Dan aku sampai ke tujuan, rumahku, 1 setengah jam berikutnya. Dan aku langsung menjemput kedua orang kerabatku dan mengantar balik ke habitat dan sampai dalam 1 jam berikutnya dalam guyuran tetes hujan yang sudah tercucur sejak sore hingga malam ini. Hari yang melelahkan namun menyenangkan hati.

No comments: