Hari ini adalah hari minggu di minggu terakhir di bulan-bulan awal di tahun tikus ini. Beberapa hari terakhir ini ombak begitu ganas dan orang-orang sebagian besar “tewas” menghadapi kebesaran kekuasaan sang alam. Alam sedang marah dan semua manusia tak berdaya dibuatnya. Kapal-kapal kewalahan bermanuver, kapten kapal tak berdaya menahan kerasnya gelombang dari air laut yang lembut.
Sejak dua hari yang lalu, di tempatku bekerja ini ombak mencapai landing boat di saat pasang yang terjadi sekitar senja menuju malam yang kelam. Malam yang kelam kadang dihias bulan yang habis purnamanya kadang juga dihias mendung yang menggumpal tebal menutup cantiknya dewi Chandra yang harusnya menerangi samudera.
Di suatu anjungan di tempatku bekerja, susunan besi-besi sebagai tempat pijakan di landing boat terhempas oleh gelombang yang begitu liar dan nakal. Hampir semua terhempas termasuk pipa-pipa sebesar jempol kaki yang bengkok tak terkira. Yang bertahan hanyalah pipa-pipa besar yang sudah lebih dari 35 tahun berdiri kokoh memecah gelombang samudera di selat Makassar yang dingin ini. Seleksi alam sudah terjadi. Yang kuat yang akan mampu bertahan menghadapi badai. Meskipun sudah tua, namun pipa-pipa yang sudah terpancang 35 tahun lebih itu masih mampu bertahan mengikuti perkembangan jaman. Mampukah aku kan seperti itu kelak kemudian hari usiaku sudah semakin lanjut? Hanya jaman yang akan menjawab dan kembali bertanya dan terus akan bertanya, apakah aku masih kuat, apakah aku masih mampu.
Suatu ketika, di pagi yang mendung dan angin menderu kencang melebihi kencangnya suara mesin pesawat. Orang-orang sudah pada berkumpul di landing boat yang akan pergi menuju anjungan-anjungan, berkeliling. Aku hanya membisu dan membisu. Dan malam ini seorang kawan yang sudah 30 tahun lebih bekerja di tempatku bercokol saat ini, memasuki hari-hari purnakarya. Semoga beliau sukses dan tetap sehat di tempat yang baru.
Feb 25, 2008
Saturday, March 01, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment