Ketika transit di Makazzar selama 4 jam menuju Balikpapan, aku biasa masuk ke BlueSky Lounge di dalam bandara. Sekedar ngopi, makan siang atau hanya duduk santai sambil online. Sayangnya disana belum ada free wifi, berbeda dengan Juanda-Surabaya atau Sepinggan-Balikpapan.
Pada saat perjalanan kemaren, aku langsung masuk dan duduk di pojok lounge yg dingin itu. Aku keluarkan laptop dan iseng-iseng membuat laporan keuangan tahunan keluargaku. Beberapa saat kemudian muncul satu keluarga dengan 3 orang anak perempuan. Tampang mereka bersih, bermata sipit dan kulit kuning langsat. Dari penampilan sepertinya mereka golongan menengah ke atas. Mereka duduk di deretan sofa di depan dan sebelahku.
Dari awal duduk si gadis sulung sudah mengeluarkan netbook dan membuka Facebook. Anak yg lebih kecil asyik mainin Galaxy Tab 10"-nya dengan game Angry Bird. Sedangkan yg paling bontot sibuk main smartphone, sepertinya Blackberry. Sementara si ibu pun asyik dengan gadgetnya sendiri, si bapak juga asik memegang gadget sambil sesekali ia menelfon. Yang jauh mendekat, yg dekat menjauh.
Bayangkan, selama 3 jam saya bersama mereka, minim sekali mereka mengeluarkan kata-kata. Tidak pernah saya dengar si bungsu nanya sesuatu ke kakak sulungnya, pun si anak nomor 2 tak pernah minta sesuatu pada sang ibu. Sore itu tampak begitu dingin.
Saya jadi membayangkan, apa jadinya jika ini nanti terjadi pada keluarga saya. Komunikasi minim seperti ini saya takutkan akan berdampak negatif buat keluargaku nanti.
Pemandangan di lounge bandara internasional Sultan Hasanuddin sore itu mengingatkan saya, bahwa gadget bukan segalanya. Kehidupan social media online bukan segalanya. Kita masih punya kehidupan nyata yg perlu kita isi dengan komunikasi verbal. Dalam hati saya berjanji, ketika off atau ketika berkumpul dengan teman-teman, saya akan berusaha menggunakan gadget seminimal mungkin. Saya akan berusaha ngobrol langsung dengan mereka. Semoga.
Thursday, January 05, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment