Pada perjalanan Balikpapan-Surabaya kemaren satu pesawat dengan 60 taruna Akademi Perkeretapian Indonesia (API) Madiun. API baru 2 tahun berdiri dan kini baru taruna angkatan kedua dengan total sekitar 200 orang. Konon kenapa API dibangun di Madiun karena disana ada INKA, Industri Kereta Api Indonesia. Biar dekat kalo kerja praktek kata taruna yang duduk di sebelah saya. Disamping itu dosen-dosennya kebanyakan karyawan INKA.
Malam itu mereka kembali ke Madiun sehabis melakukan kunjungan pendidikan ke departemen perhubungan Kaltim. Sebentar lagi Kereta Api trans Kaltim akan mulai dibangun, ground breaking sudah dilakukan. Di API ada 3 program studi yaitu bangunan, mesin dan manajemen. Ketika saya ngobrol lebih jauh, INKA Madiun pun ternyata sudah lama memproduksi kereta api bahkan banyak yang sudah diekspor. Kereta api yang kita gunakan banyak dibuat di INKA. Tapi selidik lebih jauh ternyata gerbongnya saja yg diproduksi INKA. Lokomotif tetap beli dari luar negeri dan rel masih mengimpor dari Jepang. Disitu saya langsung menyimpulkan kenapa tidak ada program studi desain kereta api di API. Bahan baku besi dan baja dari Indonesia, rel kita impor dari Jepang yg konon katanya miskin sumber daya alam. Ketika saya tanya si taruna dengan muka serius menjawab, "Kita masih susah membuat campuran baja yg pas buat rel."
Disamping untuk Kereta Api, mereka juga disiapkan menangani MRT yang akan beroperasi beberapa tahun ke depan di Jakarta. Semoga makin jaya Indonesia.
No comments:
Post a Comment