Saturday, December 12, 2015

Ranacitta Family Liburan Ke Singapura Bersama Garuda

Siang itu jam 13.00 kami sudah tiba di bandara Ngurah Rai, Bali. Petugas Garuda melayani proses cek in dengan ramah, kami mendapat kursi 32-CHJK, satu deret. Sore itu kami akan menikmati perjalanan dalam rangka liburan ke Singapura dengan flight GA842. Setelah melewati imigrasi kami berempat langsung menuju ruang tunggu. Istriku begitu sumringah karena sebentar lagi akan tiba di Singapura, salah satu destinasi impian sejak sebelum anak kedua kami lahir 3 tahun lalu, sekarang baru kesampaian. Saya pilih Garuda jelas karena pengalaman mengatakan, Garuda menawarkan kenyamanan apalagi kali ini saya membawa anak kecil. Faktor kenyamanan tak bisa ditawar.

Jam 15.10 kami mendengar panggilan boarding. Kami menuju pintu 11 dan meskipun naik bis kami mendapat prioritas boarding duluan karena membawa 2 anak kecil. Kami lalu naik pesawat putih dengan corak merah-orange, Boeing 737-800 Jet edisi terbaru bernomor PK-GFN. Di pesawat kami merasa nyaman. Flight attendant tersenyum ramah dan mencandai anak kami. Kami diberikan 4 lembar kartu imigrasi untuk diisi dan diserahkan ke bagian imigrasi di pintu kedatangan di Singapura nanti. Anak-anak kami juga gembira karena sepanjang perjalanan bisa menonton kartun favorit dari layar yg berada di depan tiap seat. Sajian hotmeal khas Garuda pun kami santap dengan lahap. Tak terasa 2,5 jam perjalanan pun kami lewati. Udara sore itu cerah dan penerbangan kami nyaris tanpa guncangan yang berarti. Setiba di Changi Airport kami berpelukan bahagia karena esok kami akan memulai petualangan selama 4 hari ke depan.

Di Singapura kami menginap di sebuah hotel di daerah Lavender. Salah satu pertimbangannya adalah dekat dengan stasiun MRT Lavender sehingga akan memudahkan pergerakan kami. Di samping itu di bagian bawah hotel terdapat gerai-gerai makanan dengan harga terjangkau.

Hari pertama kami habiskan di seputar Garden by the Bay (GBTB). Beruntung kami menyewa stroller kembar untuk kedua anak kami sehingga cuaca yg agak gerah itu membuat kami dan si kecil tak terlalu kelelahan. Sore hari kami menikmati suasana di Merlion Park, lalu menyeberangi Esplanade Bridge untuk duduk-duduk di pinggir dermaga dan ber-selfie dengan latar Marina Bay Sands (MBS), Singapore Flyer dan juga gedung-gedung pencakar langit di kompleks Raffles.

Pada hari kedua kami memulai petualangan ke Pulau Sentosa dengan naik monorail melalui lantai 3 Vivo City. Setiba di stasiun Waterfront kami langsung selfie di icon bola dunia Universal Studio. Kemudian memasuki Candylicious untuk memuaskan lidah si kecil. Sebagai 'main course' kami memasuki SEA Aquarium yg megah. Anak2 kami begitu menikmati pengalaman memasuki aquarium raksasa yg belum pernah kami ajak sebelumnya. Kadang-kadang mereka kaget tatkala ikan-ikan besar lewat di depan hidung mereka sendiri. Sepulang dari sentosa, sore harinya kami menuju Bugis Junction untuk sekedar membeli oleh-oleh buat keluarga dan sahabat di rumah.

Pada hari ketiga kami mengunjungi Orchard Road untuk foto-foto di depan patung eksotis dan modis di depan Ion Orchard. Pagi itu masih sepi dan kami bebas selfie mulai dari depan Ion Orchard, Wisma Atria, Ngee Ann City hingga Takashimaya. Akhirnya kami menuju Lucky Plaza untuk belanja oleh-oleh tambahan.
Sore hari kami memutuskan untuk ke Garden By the Bay lagi karena kemaren rasanya belum puas menikmati eksotisme taman raksasa itu. Kali ini kami mengakses dari stasiun MRT Bayfront yg terletak di bawah MBS. Setelah puas foto-foto di sisi barat MBS dgn cahaya matahari yang mulai meredup, kami menuju garden melewati kolam di dalam MBS, lalu melewati eskalator yg begitu tingginya. Akhirnya pemandangan eksotis kami temukan dari atas jembatan penghubung MBS dan GBTB. Dari sana pula kami melihat Singapore Flyer di sisi utara jembatan. Setelah puas foto di atas jembatan kami menuju GBTB untuk menikmati sunset.

Hari keempat waktunya pulang. Jam 8 pagi kami check out dan langsung menuju Changi dengan taxi berwarna biru. Check in counter Garuda  pagi itu berjalan lancar. Penerbangan siang ke Bali dengan GA843. Kami menuju pintu 17 yg letaknya paling ujung. Banyaknya travelator membuat luasnya Changi Airport jadi tak begitu terasa. Ditambah dengan disediakannya alat pijit kaki yg secara gratis pada beberapa titik.

Setelah puas menunggu dengan manis di area play ground anak-anak, sekitar 10 menit sebelum waktu boarding, kami mendengar pengumuman agar para penumpang Garuda GA843 tujuan Bali melapor ke Transit A melalui Skytrain. Semula kami sangka hanya pindah Gate. Namun kemudian kami tahu penerbangan ke Bali siang itu dibatalkan karena Gunung Raung meletus dan bandara Ngurah Rai Bali ditutup sampai batas yang belum bisa diketahui pasti. Ketegangan pun dimulai. Kami harus balik keluar menuju imigrasi lalu mengantri di counter tiket Garuda bersama puluhan penumpang lainnya yang kebanyakan adalah bule.

Setelah mengantre sekitar 1 jam kami memutuskan untuk memilih dialihkan ke Jakarta sore itu dengan GA833. Petugas yang ramah dan syukurnya bisa berbahasa indonesia lumayan meredakan kepanikan kami. Disini kami merasakan pelayanan dengan kenyamanan kelas dunia. Kami tak bisa menampik jika Garuda Indonesia memang layak menyandang the "5 Stars Airlines".

Meskipun belum jelas kapan bisa pulang ke Bali, yang penting sore itu kami bisa pulang ke Indonesia. Penerbangan ke Jakarta pun berjalan lancar. Sementara tiket ke Bali adalah tanggungan penuh Garuda. Dan syukurnya kami mendapat penerbangan ke Bali 2 hari kemudian. Jadi kami menginap 2 malam di Jakarta. Hore... liburan kami diperpanjangggg!!! Kami menginap di hotel transit dekat bandara agar jika sewaktu-waktu ada perubahan kami bisa cepat sampai di bandara.

Dua hari kemudian, pada hari minggu 12 juli kami cek out dan menuju bandara. Info yg kami dapat dari berita di tv dan twitter bahwa sejak kemaren bandara Ngurah Rai sudah dibuka. Namun begitu hendak masuk counter cek in, seorang petugas garuda membawa kertas bertuliskan "Denpasar Cancel". Kepanikan kedua pun menghantui pikiran kami siang itu. Karena 3 hari lagi kami harus merayakan Galungan di Bali. Namun syukurnya anak-anak kami yang masih berusia 3 dan 5 tahun itu tampak selalu happy. Mengurangi kepanikan kami sebagai orang tua. Setelah melapor ke bagian CS tiket kami di-reschedule menjadi esok pagi  tanggal 13 juli, kami memilih flight paling pagi jam 5.40.

Kami pun kembali ke hotel dan tetap memantau status penerbangan melalui call center (08041807807) dan twitter Garuda (@IndonesiaGaruda). Juga kadang kami buka situs www.garuda-indonesia.com siapa tahu ada informasi terkini yang kami butuhkan. Call center Garuda cukup informatif memberikan update terbaru seputar penerbangan. Meskipun tidak bisa mengubah situasi namun setidaknya ada tempat kami sekedar bertanya. Yang saya salut adalah admin twitter Garuda  bekerja 24 jam dan menjawab hampir semua pertanyaan berkaitan dengan status Gunung Raung. Saya coba call center dan me-mention twitternya pada jam 2 subuh, kedua layanan ini masih aktif. Hebat!

Pagi-pagi jam 03.40 subuh anak-anak sudah bangun dan kami menuju bandara diantar oleh pool car milik hotel. Cek in hari itu lancar dan karena kami sudah melakukan web cek in, kami hanya perlu cek in ulang di counter khusus yg antreannya lebih pendek. Dengan perasaan penuh tanda tanya dan sambil terus memantau twitter dan info dari Kemenhub akhirnya flight kami pagi itu, GA400 terbang ke Bali pagi itu. Cuaca sepanjang jalan cerah berhiasa hanya sedikit awan. Anak-anak kami yang sepertinya masih ngantuk, tidur pulas selama perjalanan ke bali. Pramugari menawari selimut dan kami pun menyambut. Anak-anak tidur makin pulas. Ketika bangun anak-anak senang mendapat bingkisan boneka dan buku cerita yg diberikan sang pramugari. Kami landing di Bali dengan selamat dan tepat waktu. Penerbangan hari itu begitu berkesan, setelah melalui lebih dari 500 penerbangan selama 10 thn terakhir ini baru kali ini saya merasakan landing "se-plong" ini. Kami bersyukur dan berpelukan sebelum turun pesawat. Istri saya sambil berkaca-kaca berbisik lirih ke telinga saya, "Untung kita pake Garuda ya, Pak." Saya pun mengangguk ringan merasa bangga karena sudah berinisiatif memilih Garuda untuk perjalanan ini dan menjadi memorable experiences keluarga kecil kami.

Pelajaran berharga dr peristiwa ini adalah di balik musibah dan masalah kita jd lebih banyak bersyukur dan lebih dekat denganNya.

No comments: