Sunday, June 11, 2017

Back to Origin

Sore itu kami menikmati senja di tepi Melawai. Pulau tukung menjadi siluet indah di antara awan-awan bulan Juni yang merah membara selepas sunset. Jacky dan aku memesan kepiting asam manis, sedangkan Nizar dan Topan kepiting saus tiram yang pedas dan panas.

Sebelum pulang ke rumah masing-masing kami harus menikmati makanan khas Balikpapan yaitu kepiting. Bagi Jacky dan Topan, barangkali ini perjalanan terakhir dia ke Balikpapan. Mungkin dia tak akan pernah ke kota minyak ini lagi. Namun seseorang pernah berseloroh kepada kami, jika sudah pernah minum air sungai Mahakam, maka suatu saat pasti akan kembali ke Kalimantan Timur. 

Jacky tampak tak segusar ketika pertama kami menerima hasil pengumuman. Topan bersikap biasa saja. 

"Jika memang rejekimu, suatu saat kamu pasti akan kembali kesini, bro," Nizar membuka percakapan di sela santapan. 

"Jangan lupa nanti kirim foto-foto ya De," pinta Jacky kepadaku sambil terus menikmati enaknya kepiting asam manis. 

"Kalau liburan, sering-sering ke Jogja ya. Nanti aku temani kamu hunting ke Kota Gede, bro," bujuk Topan ke aku. 

Kemudian kami berpisah. Aku menuju kosku di jalan Minyak dengan naik angkot nomor tujuh berwarna biru. Kelak kami akan merindukan saat-saat seperti ini. Berkumpul kembali tanpa beban, bekerja tanpa ada tekanan. 

Besok kami akan pulang kembali ke tempat asal. Jacky kembali ke kampung halamannya, Mojokerto. Sedangkan Topan akan pulang ke Kotak Gudeg, Jogja. Kami akan memulai langkah baru. Yang tak lulus akan mencari pekerjaan baru atau mereka akan memulai membangun sebuah bisnis. Sedangkan aku dan Nizar pun memulai babak baru, diangkat resmi menjadi pegawai, kuli minyak lepas pantai yang bekerja dengan jadwal 2-2, dua minggu on duty dan dua munggu off duty. Kami ditempatkan di area dan team yang sama, Twin Dolphine team. 

Selain Jacky dan Topan, ada 11 orang lagi yang tak lulus ujian akhir kemaren. Mereka harus ikhlas menerima keputusan. Meskipun tak lulus, pulang harus dengan kepala tegak. Sebanyak 60 orang selama 12 bulan bersama-sama belajar, menimba ilmu minyak mulai dari Cepu hingga belajar langsung di lapangan. 

Ada pertemuan, ada perpisahan. Tak ada yang abadi di dunia ini. Tak ada yang permanen di alam ini. Esok tak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Menyerahkan sepenuhnya kepada Yang Maha Memberi adalah hal paling sempurna yang bisa kita lakukan sebagai insan yang tak sempurna. Tak perlu merasa kehilangan, karena kita tak pernah mempunyai apa-apa di dunia ini. Semuanya hanya titipan belaka. 

-Melawai 8 Juni 2004

#30DWCJilid6 #Day26
#kisahcinta
#kuliminyaklepaspantai
#selatmakazzar

No comments: