Semilir angin berhembus dari balik tangki penampungan minyak mentah, menggoyang lunglai barisan pohon kelapa. Deretan pohon mangga, di depan camp-camp pekerja, berbuah lebat. Jalanan beraspal sepi hanya sesekali dilewati mobil truck dobel kabin berwarna hitam,
Rodanya dipenuhi lumpur dan jarang dibersihkan.
Semua peserta training sebanyak enam puluh orang berkumpul selama seminggu di Santan Terminal. Sebuah terminal pengumpul minyak dan gas yang berasal dari 3 lokasi yaitu Attaka the Giant Field, Northern in Board and West Seno Deep Water Field. Minyak-minyak dimurnikan dan dikumpulkan ke dalam satu tangki kemudian dalam beberapa periode dijemput sebuah kapal tanker raksasa diangkut entah kemana. Gas-gas dikirim menuju pabrik pupuk di kota Bontang sana.
Hari itu giliran kami berempat presentasi sesuai tema yang diambil. Aku duduk di sebuah kursi deret tiga menunggu giliran. Aku masih memikirkan kemana perginya Vita. Sudah 2 minggu kami tak saling sapa.
Nizar masuk pertama kali. Sudah 1 jam ia masih di ruangan di dalam sana. Jacky tampak duduk gelisah memutar-mutar pena yang ada di tangannya. Topan asyik bermain snake di HP yang baru saja dibelinya di sebuah toko di Balikpapan.
Kawan-kawan yang lain tak jauh beda dengan kami. Duduk hening dan menikmati kesepian di tengah keramaian. Deg-degan menunggu giliran.
Akhirnya nama ku dipanggil dari balik pintu. Aku masuk menuju ruang sidang membawa sebuah flashdisk berisi materi presentasi yang sudah kupersiapkan sejak beberapa bulan sebelumnya. Tadi malam kuhaluskan agar presentasi yang kubawakan menjadi lebih menarik, lebih hidup. Dengan harapan para penguji terpesona dengan animasi yang kutambahkan, sehingga merek tidak bertanya terlalu sulit.
Dengan sedikit gugup aku tampil di depan 9 orang penguji. Ada Pak Agustinus coach kami di sisi meja sebelah kiri. Dua orang dari departemen maintenance. Dua orang dari departemen production. Dua orang dari engineering dan dua orang dari HRD.
Semua duduk dengan muka sangar. Siap membantai aku siang itu. Udara dingin dari air conditioner tak begitu terasa. Aku mulai presentasi tanpa hambatan. Kalimat pembuka benar-benar kusampaikan dengan tenang. Halaman demi halaman kupresentasikan dengan lancar. Berbagai pertanyaan yang dilontarkan dari penguji bisa kujawab dengan gamblang.
Tibalah pada pertanyaan terakhir dari HRD.
"Apakah kamu suka kerja di laut?"
"Suka Pak," jawabku dengan mantap.
"Seandainya kamu dikasi pilihan, pilih kerja di datar atau di laut?"
"Jika boleh memilih, saya sebenarnya suka kerja di darat. Tapi saya siap ditempatkan dimana saja," dengan diplomatis aku coba menjawab.
Saat ini aku tak mempunyai target apa-apa. Aku hanya tahu diterima kerja dan kerja. Tak ada ekspektasi apapun. Tak mempunyai ambisi apa-apa. Biarkan hidup mengalir seperti air, biarkan hidup mengikuti angin berhembus.
Dengan dada membusung aku keluar ruang sidang. Senyum lepas menghias wajahku. Selesai sudah semua tugas dengan lancar. Tapi tiba-tiba aku jadi kembali bersedih. Aku masih belum menemukaj berita menyangkut perempuan bermata indahku. Kemanakah ia pergi.
#30DWCJilid6 #Day23
#kisahcinta
#kuliminyaklepaspantai
#selatmakazzar
No comments:
Post a Comment