Liburan ini kami masih mempunyai jatah menginap di hotel. Daripada suntuk aku dan Nizar sepakat mencoba sensasi baru, kami akan masuk ke pub di hotel tempat kami menginap. Namanya CB Pub alias Color Beat Pub. Jaraknya hanya beberapa blok dari kamar yang aku tempati.
"Jangan lupa pake sepatu dan bawa uang ya," seru Nizar tak sabar.
Sebelum masuk pub aku membeli sebungkus rokok di minimarket di lantai dasar hotel. Biar kelihatan lebih jantan dan gaul, pikirku. Kami masuk melewati penjaga pintu, seorang perempuan yang berpakaian super seksi.
"Kamar 321 mbak," ucapku sebelum si penjaga seksi bertanya.
Life music dari Color Beat Band meramaikan rabu gaul malam itu. Aku dan Nizar menuju sudut belakang, di dekat meja bilyard. Asap rokok mengepul menyatu dengan lagu-lagu yang dinyanyikan silih berganti. Persis di depan panggung para pengunjung berjoged tanpa gaya, bergerak seperti orang kerasukan.
Aku menyalakan korek pertanda mau pesan minuman. Kemudian datang seorang perempuan yang tak kalah seksi bertanya kepada kami. Sebotol bir tanpa alkohol untuk menyejukkan tenggorokan yang panas menghirup asap rokok. Nizar memesan anggur hitam khas timur tengah sana. Musik masih berdentum mengiringi para insan yang makin malam makin melayang.
Kian lama mataku semakin pedas dihembus asap rokok yang memenuhi ruangan yang tak begitu besar itu. Nizar pun merasakan yang sama. Suaraku mulai serak karena ngomong sembari berteriak, berusaha mengalahkan suara musik yang terus bersambung. Telingaku juga terasa mendengung, karena sedari tadi musik yang dilantunkan berirama cepat dan keras.
Tampaknya ini bukan tempatku. Aku lebih menikmati berjalan kaki menyusuri pematang sawah, atau memotret matahari tenggelam di pantai Melawai. Aku lebih menikmati gemericik air dari pancuran di ujung sana.
"Ayo keluar, sudah malam. Ngantuk," aku mengajak Nizar keluar pub.
Tanpa melawan Nizar mengikuti dan kami kembali ke kamar dengan wajah yang sedikit gusar.
#30DWCJilid6 #Day19
#kisahcinta
#kuliminyaklepaspantai
#selatmakazzar
No comments:
Post a Comment