Wednesday, June 14, 2017

Terima Kasih 30DWC

"If you do anything for 21 days in a row, it will be installed as a habit" -ancient rule-

30 Days Writing Challenge atau disingkat 30DWC adalah tantangan menulis selama 30 hari berturut-turut yang digagas oleh seorang penulis 12 buku Rezky Firmansyah. Awalnya saya mengetahui info ini melalui group Whatsapp alumni Kelas Inspirasi Bali. Tanpa pikir panjang saya langsung ikut karena program seperti ini sudah saya tunggu-tunggu sejak lama. Disamping bisa belajar langsung menulis dari para penulis, saya bisa bertemu kawan-kawan yang memiliki minat yang sama, setidaknya untuk menambah teman. 

Program dimulai 17 Mei hingga 15 Juni 2017. 
 100 peserta yang dijuluki "fighter", terbagi ke dalam 10 group kecil yang disebut Squad. Setiap squad diketuai oleh seorang Guardian yang bertugas menjadi "ketua kelas" dan merekap tulisan para fighter. 

Empire adalah grup tempat berkumpulnya semua fighter, dibagi lagi menjadi dua grup besar yakni grup fiksi dan non fiksi. Setiap fighter boleh mengirim tulisan ke grup yang diikuti, kemudian seorang mentor akan memberikan komentar terhadap tulisan kita. 

Dalam 30DWC juga ada kelas online yang dinamai KOUF atau kelas online upgrade fighter yang dilakukan seminggu sekali. Dalam KOUF, seorang pembicara memberikan tips dan trik menulis dengan tema tertentu setiap minggunya. Dibuka juga sesi tanya jawab. Sesi inilah yang paling ditunggu-tunggu oleh para fighter karena bisa bertanya sepuasnya. 

Saya tergabung ke dalam Squad 2 yang terdiri dari 7 perempuan dan 3 lelaki termasuk saya. Kawan-kawan Squad 2 termasuk grup paling rajin dan disiplin. Terbukti hingga hari terakhir ini tak ada satupun yang kena drop out. Bahkan frekuensi telat setoran pun sangat kecil. Squad 2 memang oke. Tak salah saya bergabung dengan grup ini karena bisa banyak belajar dari kawan-kawan yang berasal dari berbagai kota di Jawa dan Sumatera. Di squad 2 kita saling dukung, saling mengingatkan jangan sampai telat setoran. 

Saya mengambil tema cerita bersambung yang mengisahkan kisah cinta seorang kuli minyak lepas pantai. Cerita ini sebenarnya sudah didraft di kepala sejak tahun 2008. Namun karena keterbatasan kemampuan menulis dan waktu luang yang selalu kurang, jadinya belum kesampaian. Setelah 9 tahun beruntung bisa bertemu program ini, setidaknya bisa menulis dari awal hingga akhir cerita secara tuntas. Meskipun isi cerita masih belum lengkap, sambil jalan bisa disempurnakan lagi. 

Di awal minggu kami menulis dengan semangat menggebu-gebu. Tema yang diambil ditentukan sendiri-sendiri. Saya harus menyisihkan sedikit waktu untuk tetap bisa menulis, meskipun mengetik hanya menggunakan smartphone. Kadang harus bangun subuh-subuh sebelum si kecil bangun atau tidur larut malam setelah menidurkan istri dan anak-anak. Sangat mengasyikkan. 

Memasuki hari ke 10, semangat mulai terasa kendor, ide mulai mentok, tulisan mulai terasa hambar. Tak hanya saya, fighter lain pun ternyata merasakan hal yang sama. Ternyata ini yang dinamakan "writer's block". Kelas-kelas online yang diberikan oleh mas Rezky memberikan tips cara menanggulangi "writer's block" cukup mencerahkan. 

Pada minggu terakhir diberikan tantangan menulis dengan tema yang ditentukan general. Ada 3 tema yang diambil pada hari ke 25, 27 dan 29 yaitu kuliner, destinasi wisata dan budaya atau kearifan lokal. Para fighter pun berlomba memberikan yang terbaik karena akan dipilih beberapa artikel terbaik untuk menjadi buku antologi. 

Hari ini adalah hari ke 30 dan tulisan ini adalah tulisan terakhir sebagai penutup 30DWC. Saya mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan fighter baik Squad 2 maupun fighter lain yang sudah memberikan masukan-masukan terhadap tulisan saya. Semoga apa yang dicita-citakan para fighter tercapai dan semoga saya bisa mengikuti the next 30DWC. 

#30DWCJilid6 #Day30



No comments: