Sunday, May 28, 2017

Bulik Balikpapan Bosku

"Pesawat kepenuhan, hari ini kita pulang naik copper, cak," Topan mengguncang bahuku. 

"Yes! Akhirnya kesampaian juga naik copper," aku melompat kegirangan. 

"Ada mbak Mawar dan Melati juga ikut tuh," seru Nizar.

"Eh hati-hati loh, Melati tuh punya juragan. Jangan diganggu," Jacky menimpali sambil berbisik.

"Ah kamu jangan menggosip. Tidak baik menebar fitnah, bro," Nizar menasehati kayak pak ustadz. 

Copper berangkat dari Santan Terminal dengan mulus di sela udara agak mendung pagi itu, menuju Balikpapan. Setiap hari pesawat Dash-7 Pelita Air bolak-balik dari Sepinggan ke Santan Terminal membawa penumpang. Jika pesawat kelebihan penumpang maka akan ada copper khusus menjemput sisa penumpang. 

Sedari tadi Jacky diam seribu bahasa. Wajahnya tegang diantara earmuff warna biru yang menutupi kedua telinganya. Ia memang takut ketinggian dan merasa kurang nyaman jika disuruh naik copper. Namun ia memaksakan diri. Mendobrak rasa takutnya. Rasa takut harus dilawan bro, pikirnya. 

Kami berenam menyusuri jalur udara Santan-Balikpapan pagi itu. Di atas hamparan zamrud katulistiwa. Tampak sungai-sungai mengular di sepanjang blok Mahakam. Belasan rig yang mengebor minyak bumi di pedalaman Kalimantan terlihat mungil dari udara. Beberapa kawasan tampak hitam akibat hutan yang dibakar, penebangan kayu secara ilegal. Mendekati Balikpapan, kami melihat beberapa anjungan di ujung teluk Balikpapan. Itu adalah anjungan lain milik perusahaan tempat kami training, tapi di bagian selatan: Yakin dan Sepinggan Field. 

Copper mendarat mulus di Balikpapan. Kami menyusuri pintu kedatangan bandara dengan tiang kayu bangkirai berukir khas Dayak. Di ujung sana mobil penjemput kami telah menunggu. 

#30DWCJilid6 #Day13
#kisahcinta
#kuliminyaklepaspantai
#selatmakazzar

*bulik = pulang


No comments: