Sunday, May 21, 2017

Eppa Madikkaneng Magello

Kami adalah trainee FDT (Field Development Training) angkatan kedua yang terdiri dari 60 orang dari berbagai kota dan lulusan bermacam kampus dari seluruh wilayah di Indonesia. Unity in Diversity. Sebanyak 15 orang ditempatkan di North Offshore Area dan aku berempat bersama Jacky, Topan dan Nizar menjadi satu team, satu schedule dan kadang satu kamar di hotel. 

Jacky adalah sahabat satu team saya yang pertama. Nama lengkapnya Jacky Wasito asli dari Mojokerto, suka makan soto dan bakso. Perawakannya tinggi, 173 cm. Ia adalah salah satu pemain bola handal team kami FDT jika bertanding antar perusahaan saat training di Cepu dulu. Ia biasanya menjadi stricker, sang eksekutor pencipta goal terbanyak sepanjang sejarah FDT 2. Jacky terkenal sebagai cowok setia, karena terbukti dari gaya rambutnya dari dulu tak pernah berubah, belah tengah gaya Tao Ming She. Ia mengaku belum pernah pacaran sejak TK hingga kuliahnya kelar di Surabaya. Meskipun anak orang berada, penampilannya begitu sederhana, tak pernah memamerkan kekayaaan orang tua, apalagi memamerkan kekayaan tetangga. Ia adalah Albert Einstein di team kami, ia selalu menjadi pemberi solusi tatkala ada masalah. Jacky adalah anak muda tipe pemikir dan pekerja keras. Ia suka dengan detail, saking detailnya ia bisa hapal sisa uang di dompet kami, tiga orang sahabatnya satu team. Luar biasa. Ia juga penggebuk drum di team kami, band kegemarannya adalah Padi dan Dewa 19.

Sahabat satu team ku yang kedua adalah Topan Baskoro asli dari Ngayogyakarto Hadiningrat. Ia adalah fans berat Bung Karno. Puluhan buku tentang Bung Karno tak terlewatkan ia koleksi, namun perkara sudah dibaca semua atau belum, saya tak terlalu paham. Ia sangat nasionalis, jika bicara soal membela tanah air ia maju pada barisan depan. Jika negaranya dihina ia bisa jadi pasukan berani mati. Ia sangat benci dengan negara adikuasa, saking bencinya ia tak mau membeli produk-produk dari negara adikuasa, paling mentok pinjem ke teman. Topan adalah provokator di group kami, ia bisa jadi seorang orator handal jika disuruh bercerita tentang kisah pasukan gerilya menggempur pasukan Belanda pada jaman perjuangan dulu. Ia satu-satunya group kami yang tak bisa main musik, jika latihan ia biasanya jadi penyanyi latar. Sementara kami ngejam session, kadang ia kami suruh untuk berpidato saja layaknya Bung Tomo di Surabaya saat jaman kemerdekaan atau membaca puisi Chairil Anwar "1942". Ia mengaku tak mau lagi pacaran, karena pernah sakit hati. Ketika itu dia nembak seorang gadis paling cantik di kelasnya tapi ditolak gara-gara ia kuliah hanya naik bus. Orang tuanya yang hidup pas-pasan tak mampu membelikannya sepeda motor apalagi sebuah mobil mewah. Kemudian hari ia akhirnya tahu, si gadis ternyata sudah punya suami. 

Nizar adalah motor penggerak di team kami, penggemar Elvis Presley si raja rock and roll. Ia biasanya paling sering berinisiatif mengambil keputusan krusial jika menyangkut masalah finansial di team kami. Apalagi untuk urusan cetak mencetak foto di studio cetak, ini harus diatur dengan matang. Ambisius, ia sering memaksakan keinginannya, namun ia selalu berhasil membujuk kami dengan berbagai rayuan gombal. Ia adalah pemain gitar sekaligus vokalis kami. Jika sudah asyik bernyanyi kadang ia suka lupa diri. Nizar berwajah paling bule diantara kami, karena ia memang keturunan timur tengah. Leluhurnya dulu konon berasal dari Yaman.

Aku adalah tukang foto yang gemar menabung di group ini. Aku sering kebagian menjadi tukang foto dan sudah nasib jadi jarang punya foto sendiri. Aku biasanya main bas dan group band favoritku adalah The Beatles. Obsesiku sederhana, ingin sekali foto di zebra cross di jalan Abbey Road, studio dimana The Beatles pertama kali rekaman. Aku ingin sekali menjadi fotografer terkenal. Saking kepinginnya aku rela menabung, menyisihkan sebagian uang saku selama training ini, agar nanti bisa membeli sebuah kamera profesional. Jika kawan-kawan sibuk membuka buku belajar tentang minyak bumi, aku lebih suka keliling kompleks membawa kamera poket kesayanganku, memotret apa yang bisa difoto. Jika ada kegiatan latihan band, dengan sigap aku menelfon berbagai studio dan menanyakan harga latihan per jam. Kemudian mengumpulkan uang patungan dari teman-teman untuk dibayarkan saat latihan selesai. 

Kami adalah team yang kompak. Jika menemui sebuah masalah, Jacky biasanya bagian menganalisa, kemudian Topan diberikan tugas untuk mencari tahu efek domino ke depan, aku biasanya bagian logistik menyiapkan segala sumber daya lalu Nizar yang memimpin mengambil keputusan di ujung diskusi.

#30DWCJilid6 #Day5
#kisahcinta
#kuliminyaklepaspantai
#selatmakazzar

Eppa Madikkaneng Magello = empat sahabat karib


No comments: