Saturday, May 27, 2017

Day 12 - Cinta Bukan Sekedar Kata-kata

Sore itu adalah hari olahraga. Kami senam aerobik di ruang olahraga di bawah helipad. Dua instruktur senam berlenggak-lenggok di depan beberapa pekerja minyak di sore yang sedikit mendung. Para peserta senam mengikuti setiap gerakan dengan semangat. Teriakan-teriakan, yel-yel membuat makin semangat dan suasana kian meriah. Letih dan lelah bekerja seharian lepas bersama olahraga yang diadakan setiap 3 hari sekali. Pikiranku masih belum bisa lepas dari perempuan bermata indah. 

Topan, Jacky dan Nizar tak kalah semangat. Mereka berteriak hingga suara serak. Sehabis senam para peserta kembali ke bawah untuk mandi. Kami berempat mlipir ke ruang band, memain-mainkan alat musik, sembarangan tak beraturan. Tiba-tiba datang seorang bapak berkacamata dengan frame hitam tebal, matanya mendelik dan mulutnya komat-kamit seraya mendekat. Suara alat musik serta-merta berhenti.

"Siapa yang nyuruh main musik?" tanyanya dengan mata masih mendelik. "Kalian anak baru jangan macam-macam ya. Baru beberapa hari aja disini sudah belagu!" sambung bapak yang badannya kurus tapi berisi ini, sedikit atletis.

Kami diam seribu bahasa, saling pandang karena tidak tahu bapak ini siapa dan bagian apa. Kami masih diam dua ribu, tiga ribu hingga empat ribu bahasa tatkala si bapak menjauh. Nizar lalu memberi tanda untuk kembali ke kamar. 

"Tadi siapa?" Cetus Jacky tertawa-tawa. 

"Sok banget kayak dia yang punya perusahaan ini aja," ujar Topan tak terima.

"Barangkali dia yang jaga alat band, jadinya dia marah kalo alatnya kita mainkan tanpa ijin," pungkas Nizar dengan bijak. 

"Nanti kita tanya Pak Prayitno aja. Sapa orang tadi," cetusku sambil membuka laptop. Nizar mengambil gitar bolong dan memainkan sebuah musik klasik "Love Story". Lirik lagu "Lagu Cinta" Dewa 19 ku baca seperti membaca sebuah puisi. 

"Aku jatuh cinta
Tuk kesekian kali
Baru kali ini kurasakan
Cinta sesungguhnya
Tak seperti dulu
kali ini ada pengorbanan
Cinta bukan sekedar kata-kata indah
cinta bukan sekedar buaian belaian peraduan."

Sejurus kemudian aku ke luar kamar menuju ruang telfon umum di ujung lorong yang memisahkan kamar yang kami tempati di lantai 3 ini. Suara gadis bermata indah di ujung sana benar-benar meneduhkan jiwa. Suaranya tak hanya menjadi embun penyejuk di dada, tapi obat rindu setelah beberapa hari tak bertemu. Sepuluh menit, dua puluh menit, tiga puluh menit dan dua jam tak terasa. Telinga ini sudah seperti menempel dengan gagang telefon. 

Lalu di ujung sana tampak seorang senior kami marah-marah sambil menggebrak pintu kabin.  Tampaknya ia sedang mengantri hendak menelfon juga. Buru-buru kusudahi telfon ini lalu menyelinap ke kamar. 

Hari berganti hari. Malam berganti pagi. Puluhan purnama tlah kulalui, namun baru kali ini kurasakan denyut jantung tak seperti biasa. Kurasakan irama napas yang lain dari biasanya. Suhu tubuh kadang meriang entah karena apa. Kadang kudengar bisikan suara lirih dari suara-suara yang kurindukan.  

Sebelas hari t'lah kulalui. Sisa tiga hari lagi hari off tiba. Tiba-tiba ada SMS masuk "Aku kangen." 

#30DWCJilid6 #Day12
#kisahcinta
#kuliminyaklepaspantai
#selatmakazzar


No comments: