Aku sedang gundah dan gulana karena banyak sekali pertanyaan-pertanyaan seputar agama dan adat istiadat Bali tidak mendapat jawaban yang sempurna seperti yang saya harapkan. Berbagai buku tentang Hindu dan Bali sudah saya beli namun tetap saja jawabannya masih mengambang dan tidak tepat sasaran. Mencari orang yang tepat untuk ditanyai juga tidak ada. Jika bertanya pada seorang pinandita di suatu kampung, itu tidak lumrah. Kesan yang dimunculkan adalah ribet, karena harus berbahasa halus dan harus bisa mecik manggis, seperti drama gong saja.
Kalau orang-orang di sekitar kita yang ditanya jawabannya malah tak karuan. Ada yang menjawab berdasarkan rasa, firasat, dengar dari orang, mimpi atau bahkan dengan kata-kata wasiat "kone". Tentu saja ini membuat bingung. Di jaman serba modern dan global ini apakah tidak ada yang ingin mengubah tradisi dalam arti inovasi dalam hal-hal kecil sebangsa yang saya alami ini. Misalnya untuk bertanya hal-hal kecil. Tentang tata cara sembahyang, tata cara pembangunan rumah, tentang tata cara manusa yadnya. Kita seperti tidak punya aturan yang jelas dan tegas, kita hanya mengandalkan desa kala patra untuk bersembunyi dari ketidaktahuan itu. Padahal sebenarnya kalau mau digali lebih jauh, mungkin banyak yang bisa dipetik dari kitab-kitab suci yang kita sucikan dan jadi pedoman hidup hingga saat ini.
Friday, October 03, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment