Pernahkah kalian memperhatikan orang kaya dan orang miskin? Pernahkah membandingkan kelakukan atau gaya hidup anak-anak orang kaya dan orang miskin? Di antara mereka mana yang lebih rajin, mana yang lebih kreatif dan mana yang lebih mandiri?
Meskipun tak bisa dipukul rata semuanya, ternyata kaya-miskin ini ada siklusnya. Menilik perbandingan anak kaya dan anak miskin di atas bisa disimpulkan secara bodoh-bodohan. Kaya, miskin, kaya, miskin dan seterusnya akan menjadi siklus abadi dan menurun. Maksudnya, seperti contoh sbb: Jika kakeknya kaya, si bapak akan miskin, anaknya akan kaya lagi, cucunya kembali miskin. Penjelasannya: orang tua si kakek pasti miskin. Karena menjadi anak orang miskin, tentu saja sejak kecil si kakek hidup susah. Orang hidup susah itu cenderung rajin belajar, kreatif, berusaha keras, bekerja keras dst. Dengan usahanya seperti itu maka bisa diotomatiskan si kakek jadi kaya. Kemudian kenapa si bapak miskin? Sudah tentu karena si kakek (orang tua si bapak) kaya. Anak orang kaya cenderung malas, berfoya-foya, malas belajar, manja, kurang mandiri dan biasanya hanya menunggu diberi orang tuanya. Jadi si bapak miskin. Begitu seterusnya si anak bisa dipastikan akan kembali kaya karena rajin berusaha. CUcunya akan miskin kembali dan begitu seterusnya akan mengalami siklus bolak-balik.
Bicara soal sifat orang kaya dan miskin, ini juga mewakili negara-negara kaya dan negara miskin. Negara ibarat orang tua dan penduduk ibarat anaknya. Penduduk negara kaya cenderung malas-malasan dan bekerja seperti tanpa semangat. Berlawanan dengan penduduk negara miskin, mereka cenderung kreatif, inovasi-inovasi bermunculan disana-sini. Kaya miskin disini tentu saja dari segi sumber daya alam. Jepang yang kekayaan alamnya sangat terbatas justru menjadi negara Asia yang berindustri maju. Indonesia yang kekayaan alamnya berlimpah, tongkat kayu dan batu jadi tanaman, membuat etos kerja penduduknya berbeda dengan Jepang.
Ah jangan terlalu serius, ini hanya analisa bodoh-bodohan dari orang bodoh yang bodoh.
Monday, October 06, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment